Share this:
Editor: Rino Jefriansyah, S. S.
Google Voice adalah sebuah vasilitas dari Google yang berfungsi menerjemahkan suara ke dalam bentuk teks saat melakukan aktivitas mengetik. Seiring berjalannya waktu, vasilitas ini mulai digemari banyak orang karena kemudahannya. Lebih-lebih di kalangan Difabel Netra. Karena sangat membantu mereka yang tidak terbiasa dengan alat ketik virtual di Android dan IOS.
Rata-rata teman Difabel Netra menggunakan vasilitas Google Voice untuk mengetik. Padahal itu akan merugikan banget. Karena yang namanya Google Voice itu robot, sehingga apa yang tertulis tentulah mengikuti ketentuan baku dalam tata bahasa.
Bisa saja, kosa kata tidak baku, yang lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari. Tetapi, tidak maksimal dan terkadang keliru. Apalagi, dalam tanda baca kemungkinan besar mengalami kesalahan, sekalipun pembaruan yang ada sekarang ini sudah ada stabilisasi simbol.
Namanya mengetik manual dengan jari, akan tetap lebih sempurna dan memuaskan. Sebab, berdasarkan pengalaman selama ini, menulis dengan jari yang disentuhkan pada tiap huruf di keyboard virtual, akan melatih otot jemari tangan untuk memiliki kekuatan.
Terampil menulis manual juga bermanfaat ketika kita dihadapkan dalam literasi yang menuntut kita untuk menuliskan kalimat rumit. Seperti rumus numerasi, dual lingual, istilah-istilah kuno, pendek kata kosa kata yang belum terinput di list Google Voice. Nah, kalau sudah gamblang, mulailah saat ini untuk mengetik manual. Gunakan Google Voice sebagai tool sampingan saja di saat darurat semisal ketika berada di lingkungan yang terkotori polusi suara. Dengan mengetik manual, kita akan lebih baik lagi menata tulisan kita.
Output pun lebih terasa memuaskan sebab melalui proses yang menyita tenaga, waktu dan pikiran. Ini mungkin terkesan lebai dan sepele. Namun akan bermanfaat bagi kita di kesempatan mendatang. Kesempatan yang hanya menyediakan alat ketik mekanis, bukan peralatan mutahir yang bersifat otomatis.
Oh ya, biasanya ketika berada dalam sebuah kegiatan yang menuntut untuk mengetik panjang-panjang, kita bingung untuk mengatasinya. Sebagai alternatif yang bersifat mekanis, gunakan saja keyboard eksternal yang dikoneksikan ke smart phone. Apabila ada biaya, belilah ponsel OS Symbian (Smart Phone jadul berpapan ketik fisik yang simple) seperti E63, E71 dan lain sebagainya.
Dari tulisan singkat ini, diharapkan budaya tulisan tanpa tanda baca yang ada selama ini dapat diminimalisir dengan cara yang baik dan masuk akal. Semoga ada kemauan bagi teman-teman kita untuk lebih aktif menulis dengan tanda baca yang sesuai. Tentunya langkah paling jitu adalah membiasakan diri untuk mengetik manual seperti corat-coret di aplikasi catatan dalam ponsel, status media sosial, dan seterusnya.