Sahabat Budiman!…
Tempo hari lalu, bangsa kita melepas dua sosok penting pergi kepada haribaan Tuhan. Betapapun lebih besar jasanya bagi agama, tetapi di dalam masyarakat umum, kita mengenal keduanya sebagai orang-orang yang menjunjung tinggi toleransi di tengah maraknya radikalisme sempit pada zaman sekarang ini. Keduanya adalah Buya Syafi’i Ma’arief dan Kiai Haji Abas Muin. Dalam berbagai pemberitaan, seperti yang diunggah Terminal Mojok dan Zona Surabaraya Raya di website-nya, beliau berdua wafat pada hari yang sama. Hanya berbeda waktu dan tempat saja.
Meski latar belakang ormasnya berbeda, tapi jasanya bagi kemanusiaan dan keagamaan berskala nasional, patut diapresiasi. Nah, pada kesempatan yang menyenangkan kali ini, ijinkan saya untuk memuat sebuah puisi pendek yang semoga dapat menyampaikan rasa kehilangan saya terhadap beliau berdua.
Note, sebelum lanjut membaca:
Nama ormas sengaja tidak disebut, agar tidak menimbulkan perpecahan. Lebih lengkap, silakan kalian telusuri sendiri dalam mesin pencari di internet!
Guru Bangsaku
Puisi: Akbar AP
Buyaku.
Pilu hatiku mengenang dirimu.
Pedih nurani merelakanmu.
Sesak napas ini belajar menerima.
Kepergian seorang yang cerdik pandai lagi mulia.
Buyaku.
Hari ini engkau berpulang dengan tenang.
Meski mungkin sempat sakit mengerang.
Pada ruang yang diliputi ketegangan akibat bebunyian.
Alat pengukur jantung, infus, dan lalu-lalang ahli diagnosis.
Engkaulah guru bangsa, tauladan umat Islam senusantara.
Engkaulah permata elok di antara pelangi keberagaman telatah khatulistiwa.
Engkau jualah suluh penerang, yang memandu menuju jalan lurus, meski harus payah menempuh cobaan yang berliku..
Semoga hadirmu membuahkan generasi pecinta dan perindu samudra ilmu.
Jasamu tidak akan pernah berbalas secara pantas.
Kecuali dengan doa dan kebaktian berupa mengenangmu dengan melanjutkan estafet warisan kebaikan amal-amalmu.
Lapanglah kuburmu, duhai guru bangsaku.
Bantul, 27 Mei 2022
===
Demikian, terima kasih atas segala perhatian. Jika masih terdapat banyak kekurangan, mohon dimaafkan.
#SalamSantun
#SalamMandiri
Sekiranya dapat, mohon revisi judul. Ada salah ketik pada nama. Yang harusnya abas muin, malah salah ketik jadi abas nuin