Kecerdasan Alami (human) vs Kecerdasan Buatan (AI)

Halo Infi Friend. Jika beberapa waktu yang lalu saya pernah mengkritik masalah gaya bahasa AI dalam bercerita yang gitu-gitu aja di
Facebook,
sekarang saya ingin sedikit mmeberikan kritikan saya kembali dari salah satu informasi game audio yang saya minta.

Saya iseng-iseng tanya dengan AI, apa itu game audio A Blind Legend. Di awal paragrafnya saya bertepuk tangan karena dia tahu pengembang game tersebut. Namun di paragraf berikutnya, nampak semakin aneh meski memang ada poin-poin yang benar. Berikut informasi dari AI yang saya kutip:

 

“A Blind Legend” adalah sebuah game audio yang dikembangkan oleh DOWiNO dan dirilis pada tahun 2016. Game ini dirancang khusus untuk para pemain yang memiliki gangguan penglihatan, sehingga seluruh permainannya didasarkan pada pengalaman audio.

Dalam game ini, pemain akan memainkan karakter utama yang bernama Edward Blake, seorang kesatria buta yang harus memimpin putranya melalui petualangan epik untuk memerangi kejahatan dan menyelamatkan istri tercintanya. Seluruh cerita dan aksi dalam game ini dikemas dalam bentuk suara, dengan perpaduan narasi, efek suara, dan musik yang indah.

Pemain dapat menggerakkan karakter dengan cara menggerakkan jari mereka di atas layar ponsel atau tablet, sementara arah pergerakan dan suara lingkungan dijelaskan dalam bentuk audio. Para pemain juga dapat berinteraksi dengan karakter lain dalam game dengan cara menggerakkan jari mereka di atas layar untuk memilih opsi yang diinginkan, yang akan dijelaskan dalam bentuk suara.

Game ini meraih banyak penghargaan dan pujian karena desainnya yang inovatif dan pengalaman yang unik bagi para pemain yang memiliki gangguan penglihatan. Selain itu, game ini juga memberikan pengalaman bermain game yang baru dan menarik bagi para pemain tanpa gangguan penglihatan yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda dan menarik.

Baca Juga:  Kelas Online Microsoft Office Bersama InfiArtt

 

Tokoh utama dari game A Blind Legend ini memang betul Edward Blake sang kesatria tunanetra. Namun, di informasi di atas dijelaskan bahwa Edward  Blake malah membantu atau memimpin putranya melalui petualangan epik untuk memerangi kejahatan dan menyelamatkan istri tercintanya.

Dari sini AI udah mulai error nih dengan informasi yang disajikannya. Meski beberapa informasi ada benarnya, tapi dari potongan alur ceritanya sudah makin kacau. Nah dari informasi yang ada, saya tanya lagi sekaligus minta dijelaskan alur ceritanya. Yang terjadi malah seperti ini:

Alur cerita dalam “A Blind Legend” berkisah tentang seorang kesatria buta bernama Edward Blake yang harus memimpin putranya, Lancelot, dalam sebuah petualangan epik untuk memerangi kejahatan dan menyelamatkan istri tercintanya, Louise.

Cerita dimulai ketika Louise diculik oleh raja jahat, Thork, yang berambisi menguasai kerajaan. Edward yang buta tidak bisa melihat, namun ia memiliki kelebihan dalam mengandalkan pendengarannya yang sangat tajam dan kemampuan bertarungnya yang mumpuni.

Bersama putranya, Edward memulai petualangan yang membawa mereka melalui berbagai lokasi, seperti hutan, gua, dan kastil yang berbahaya. Mereka harus menghadapi berbagai rintangan dan musuh yang berusaha menghentikan mereka.

Selama perjalanan, Edward bertemu dengan berbagai karakter, termasuk rekan kesatria, pelayan istana, dan wanita misterius yang membantunya dan memberikan petunjuk tentang bagaimana menyelamatkan Louise. Sementara itu, Lancelot belajar banyak dari ayahnya tentang bagaimana menjadi kesatria yang tangguh dan berani.

Akhirnya, Edward dan Lancelot berhasil memasuki kastil Thork dan menghadapi raja jahat itu sendiri. Mereka bertarung dengan gagah berani, dan akhirnya, Edward berhasil menyelamatkan Louise dan mengalahkan Thork. Mereka semua kemudian hidup bahagia dan sejahtera, dan Lancelot menjadi seorang kesatria yang terampil seperti ayahnya.

Mungkin bagi yang tidak tahu alur cerita game tersebut merasa terbantu akan itu. Tapi saya dan beberapa teman-teman yang lain yang sudah menamatkan game ini berkali-kali malah jadi sedih.

Baca Juga:  Jendela Shutdown Sulit Terbuka? Inilah Panduan Membuat Shortcut Restart dan Shutdown Di Desktop

Informasi di Atas memberi tahukan bahwa Edward Blake dan putranya, Lancelot, pergi untuk menyelamatkan istrinya, Louise, dari serangan Thork dan ingin menguasai kerajaan.

Dari beberapa kalimat saja itu sudah sangat salah. Yang sebenarnya adalah Edward Blake pergi untuk menyelamatkan istrinya dari tangkapan saudara kembarnya, Thork. Istri Edward Blake dibawa kabur ke istana Thork, yang kerajaannya berada di seberang pulau. Agar dapat sampai di tujuan utamanya, Edward Blake dibantu oleh putrinya, Louise, sebagai penunjuk arah.

Dalam perjalanannya, Edward Blake dan Louise harus menghadapi berpuluh-puluh rintangan yang sangat brbahaya dan menantang. Pemain akan dibuat tegang yang dikemas dengan 3D audio yang seakan-akan kita berada dalam zaman abad pertengahan. Seperti bertahan hidup di alam liar, menghadapi hewan buas, menunggangi kuda untuk melarikan diri dari kejaran musuh, melawan raksasa, melawan naga, menghindari jalan yang hancur dan dingin karena di atas gunung, melawan penyihir, melawan zombie, menyeberangi pulau dengan perahu kecil sambil dikejar musuh, mengendap-endap agar tidak ketahuan musuh, melewati atap rumah-rumah bak ninja, menyelamatkan Louise dari tangkapan musuh di penjara istana, dan akhirnya mengalahkan Thork.

Dari garis besar alur cerita yang sebenarnya saja, udah jelas kan. Edward Blake yang dibantu oleh putrinya, Louise, untuk melamatkan istrinya sekaligus ibu Louise. Bukan membantu putranya, Lancelot, untuk menyelamatkan istrinya yang bernama Louise.

Saya sengaja mengulang berkali-kali penjelasan saya tentang itu karena saya  memiliki pemahaman yang sebenarnya terhadap informasi yang diberikan AI ini. Selain itu, saya juga mencoba membuka dan memahami pemikiran teman-teman yang belum tahu yang sebenarnya. Kadang setiap orang perlu berkali-kali dijelaskan agar pikirannya jadi terbuka.

Baca Juga:  PENGGUNAAN TEAMTALK PADA PERANGKAT ANDROID

Lantas apa kesempulan dari artikel ini? Kesimpulan saya adalah AI memang bagus untuk mencari informasi. Ia mampu menjelaskan dengan baik dan menyajikannya dalam bahasa yang sangat kita pahami.

Namun, untuk keakuratan informasi saya masih memilih Google. Kenapa? Karena Google memiliki keakuratan hampir 100% sebab didukung penuh oleh sumber-sumber yang sudah dipercaya. Bahkan kita dapat mengakses informasi secara detail melalui beberapa sumber yang sudah ditampilkan. Sedangkan pengetahuan AI masih sangat terbatas dan belum mampu untuk mengali informasi. Dalam kata lain, AI seolah-olah “mengarang” untuk menyampaikan ini semua.

Oleh karena itu, jika memang teman-teman mencari informasi dari AI, tetap wajib didampingi dengan Google sebagai informasi yang matang. Jangan segalanya diserahkan oleh AI. Karena belum tentu apa yang ditulisnya itu benar. Sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna dengan dianugerahkan sebuah otak, gunakan semaksimal mungkin titipan Tuhan ini. Saya mohon banget kepada teman-teman jangan kecerdasan buatan mampu menguasai kecerdasan alami teman-teman. Jadikan teknologi AI ini sebagai penunjang tapi jangan jadikan sebagai kehidupan sehari-hari bahkan sebagai “teman hidup”.

Semoga artikel ini bermanfaat. Objek yang disampaikan memang satu, tapi ini sudah cukup membuktikan apa yang terjadi dalam kenyataan. Tentu sebelum saya menulis tentang ini, berbagai objek sudah saya riset dan hasilnya tidak jauh beda. Apabila ada kesempatan menulis lagi, mungkin saya akan menulis artikel yang serupa dengan informasi sebenarnya dengan objek yang berbeda. Ini memang subjektif, tapi sekali lagi, buka pikiran teman-teman. Jadilah orang yang cerdas dan jangan jadi anak buah kecerdasan buatan. Salam literasi.

Tinggalkan Balasan

error: Konten terlindungi !!