Editor: Rino Jefriansyah, S. S.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hai visitor! Kembali lagi di tulisan baru saya yang bikin penasaran. Apa sih, topik yang dibagikan hari ini? Baca sampai selesai.
Visitor, sering kali orang-orang yang di sana bertanya, bagaimana cara tunanetra dalam mengedit audio di komputer atau ponsel miliknya? Apakah sama dengan editing audio yang dilakukan orang awas? Aplikasi mana yang aksesibel untuk tunanetra dalam editing audio di ponsel dan komputer? Semua jawaban itu akan dijawab satu persatu.
Cara Tunanetra dalam mengedit audio di komputer dan ponsel
Secara umum, kegiatan mengedit audio yang dilakukan tunanetra baik di ponsel maupun komputer sama dengan mereka (orang awas). Namun, karena adanya keterbatasan dalam pengelihatan sehingga membuat tunanetra kesulitan mengoperasikan komputer dan ponselnya. Untuk itu dibutuhkan satu perangkat lunak, yaitu pembaca layar yang fungsinya mengubah teks pada layar menjadi audio.
Di PC pembaca layarnya beragam. Kalau di Linux bernama ORCA. Di Windows ada WindowEyes, NVDA, dan JAWS for Windows. Lalu di MAC (Apple Macintosh PC) pembaca layarnya VoiceOver.
Sedangkan di ponsel juga demikian. Di Android, pembaca layar bawaan ponsel adalah Talkback yang satu paket dalam software Android Accessibility Suite. Ada juga di lima (5) tahun lalu ada pembaca layar bernama ShinePlus. Kemudian ada yang baru lagi yang bernama Commentary Screen Reader (CSR), atau dalam Bahasa Cina disebut “Jieshuo”.
Perangkat ponsel SamSung terbaru menggunakan pembaca layar bawaannya bernama Samsung Voice Assistant. Di ponsel Apple (IOS, I-phone), pembaca layarnya sama dengan MAC PC, VoiceOver.
Itu semua pembaca layar yang digunakan tunanetra dalam mengoperasikan ponsel dan komputernya termasuk melakukan editing audio. Ini sekaligus menjawab pertanyaan yang kedua di atas.
Perangkat Lunak Editing Audio yang Aksesibel dan Tidak Aksesibel
Banyak sekali software editing audio yang populer di kalangan pengguna seperti podcast creator, sampai produser pun juga menggunakan software ini. Tetapi tidak semua software tersebut aksesibel full 100%. Belum lagi secara lisensinya beragam baik dari yang gratis, berlangganan, dan “purchase”. Contoh software yang sampai saat ini tidak akses (dibaca pembaca layar) untuk tunanetra dalam editing audio adalah QBase dan FLStudio, yang dahulunya bernama Fruityloop. Kedua software ini sampai sekarang belum aksesibel atau belum bisa dibaca oleh software pembaca layar. Sedangkan Software editing audio lainnya, sudah akses dan sebagian ada JAWS Script untuk pengguna JAWS for Windows juga Add-Ons NVDA untuk pengguna NVDA.
Daftar Software Editing Audio yang Aksesibel
- GoldWave (Windows/ANDROID “COMING SOON);
- Reaper (Windows/Mac);
- Adobe Audition 1.5, dan 3.0 (Windows);
- Sonar (Windows);
- Audio Lab (android);
- ProTools (MAC);
- Audacity (Windows/MAC/linux).
SEMUANYA BISA DIAKSES (DIBACA) OLEH PEMBACA LAYAR, DITAMBAH DENGAN JAWS Script dan add-on NVDA yang melengkapi aksesibilitas software tertentu. Salah satunya GoldWave yang sering digunakan oleh pengguna tunanetra dalam editing audio. Biasanya software tersebut digunakan dalam proyek drama, atau hanya sekadar belajar editing. Saya dan teman-teman tunanetra lain sering menggunakan software ini untuk belajar. Ada juga untuk produksi sebuah karya drama/sandiwara audio, podcast, maupun kegunaan yang lain.
Penutup
Demikian tadi penjelasan sedikit soal editing audio bagi tunanetra. Apapun karyanya, baik podcast, drama/sandiwara audio, musik, atau yang lain, pilihlah software yang saya sebutkan di atas sesuai dengan perangkat dan kebutuhan. Apabila visitor suka musik, coba menggunakan Sonar maupun Reaper. Jika ingin buat podcast, bisa dengan GoldWave, Reaper, Sonar, Adobe Audition, dll.
Akhir kata, semoga visitor bisa dimudahkan dalam berkarya dan selalu sehat wal aafiyat serta dimudahkan dalam segala hal oleh Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT). Apabila ada yang kurang jelas, visitor bisa tanya di kolom komentar. Atau bisa diskusi di
situs ini. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.