Editor: Rino Jefriansyah, S. S.
Assalamualaikum waramatullahi wabarakatu. Pada tulisan pertama saya ini, saya akan mempersembahkan sebuah puisi yang berjudul, Suara Hati Anak Negeri. Puisi ini bercerita tentang ketidak adilan hukum.
Pertama kali saya bawakan puisi ini pada saat acara pembinaan Forum Pemuda Sadar Hukum dan Hak Asasi Manusia (FPSH HAM) tingkat Kabupaten Cirebon. Selamat membaca!! 🙂 🙂 🙂
Suara Hati Anak Negeri
Oleh: Devi Sri Utami
Batinku menjerit, mempertanyakan hukum di negeriku
Jiwaku meronta, meneriakkan ketidak adilan di tengah bangsaku
Indonesiaku yang malang, Masihkah kau kokoh berdiri?
Sementara tubuhmu telah tercabik, bahkan jiwamu telah dirampas.
Pancasila kini hanyalah tulisan usang, kitab Undang-Undang hanyalah buku tua yang berdebu
Hukum adalah mainan para petinggi negara, aturannya dibuat oleh wakil rakyat
Disahkan oleh wakil rakyat, lalu dilanggar oleh wakil rakyat
Aku seolah terdampar di negeri yang asing, Indonesiaku tak seindah rancangan Undang-Undang.
Di manakah Hasil dari pengorbanan para pahlawan terdahulu jika pada akhirnya seperti ini?
Akankah semua ini usai dengan kebahagiaan?
Ah, rasanya hanya sebatas angan saja
Sebuah angan dari anak kecil yang memohon negerinya kembali.
Wahai para penerima amanah
Mungkin bagimu singgasana sangatlah berharga
Lantas, jika demikian, ke mana keadilan yang telah terancang rapi dalam sebuah kitab undang-undang?
Apakah hal tersebut kini hanyalah sebatas formalitas saja?
Biarkan nestafa menenggelamkan bangsa
Selalu menghalalkan ingkar janji sebagai alasan harga mati
Meyakinkan bahwa pengorbanan dan harapan kini sebagai kenangan
Seolah keadilan tinggal sebuah kata yang semakin terlupakan