Share this:
Bercita-cita menjadi pilot adalah mimpiku sejak kecil. Ketika aku berusia tujuh tahun, aku hampir selalu melihat pesawat yang terbang di kotaku! Meski bukan pesawat besar, tapi mendengar dan melihat pesawat lewat sudah membuatku senang! Sering kali aku melambai dadah setiap kali pesawat itu lewat.
Mimpi menjadi pilot terus membayangi perjalananku. Setiap kali bermain video game, tidak lupa game seputar pesawat pasti aku mainkan. Entah bercerita tentang pesawat tempur maupun pesawat penumpang. Ada perasaan tertentu jika aku berhasil lepas landas dan mendarat. Nampak rasa tanggung jawab itu mulai terlatih dari kecil.
Hingga akhirnya aku putuskan setelah lulus SMA aku pindah ke Prancis untuk belajar mengendarai burung besi. Orangtua sangat mendukung, mereka rela bekerja keras untuk membiayai sekolahku. Karena mereka tahu cita-citaku menjadi pilot sudah terlihat sejak kecil. Namun sebagai anak, tentu selain memberikan hasil nilai akademis yang terbaik, dalam segi biayanya aku juga tidak mau terus membebani mereka! Diam-diam aku membuat usaha online kecil-kecilan bersama beberapa teman di Indonesia. Walau tidak besar seperti pengorbanan mereka, tapi setidaknya sedikit mengurangi beban!
Setelah dua tahun berlalu, akhirnya lisensi pilot berhasil dalam genggamanku! Tidak lupa syukur kepada Tuhan dan kebahagiaan ini aku sampaikan ke keluarga dan teman-teman. Namun, aku masih belum puas dengan hasil ini. Aku memang berhasil menjadi pilot, tapi baru sekadar lulusan sekolah penerbangan. Aku putuskan untuk menjadikan sebagai pekerjaan. Karena sekali lagi, rasa tanggung jawab ini sudah menggebu-gebu!
Dari negara Prancis, aku terbang ke negara Slowakia. Di sana ada maskapai besar, Eurofly, siap menerima lulusan akademi penerbangan manapun. Banyak prosedur yang harus aku selesaikan sebelum benar-benar menjadi pilot komersial. Contohnya seperti kesiapan, kesehatan, dan apapun yang diminta maskapai harus aku patuhi. Tidak lupa juga tantangan yang akan datang harus aku terima setiap saat.
Hari ujian mulai membuka lembaran perjalananku. Ditugas pertamaku, aku harus membawa beberapa pesawat kecil. Seperti Cesna, Embraer Legacy 600, Beechcraft 1900D, dan lain-lain. Dalam sepuluh kali penerbangan aku tidak diperbolehkan membawa penumpang. Karena mereka ingin tahu sejauh mana aku bisa membawa pesawat mereka dengan baik. Mereka tidak mau aku langsung membawa penumpang. Takutnya aku belum siap dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam ujian ini statusku masih In Training 1.
Mereka begitu senang dengan hasil yang aku raih. Mereka menaikan jabatanku sedikit demi sedikit. Selain itu juga, aku sudah dijadikan karyawan tetap tapi masih praktikum. Sekarang aku masih In Training, tapi dalam pelatihan level terakhir! Disepuluh tugas selanjutnya, aku sudah diperbolehkan membawa penumpang! Bahkan aku sudah merasakan pesawat berukuran sedang seperti Iljusin II-76 TD dan McDonnell Douglas! Namun, aku belum diperbolehkan terbang internasional. Dalam kata lain, statusku masih pilot domestik negara tertentu.
Usaha tidak mengkhianati hasil, itu kata pepatah yang terjadi pada diriku. Sepuluh kali terbang dengan membawa penumpang yang berbeda-beda dan juga tantangannya, maskapai kembali menaikan jabatanku! Kini dengan jabatan Novis aku diizinkan terbang internasional khususnya benua Eropa dan merasakan pesawat berukuran sedang yang lebih besar seperti Boeing dan Airbus! Tidak luput tantangan yang lebih sulit mulai menyapaku. Seperti aku harus menghindari negara konflik, transit beberapa bandara, dan hal-hal yang menantang lainnya. Contohnya saja salah satu tugas yang mengharuskan membawa pesawat kecil Airspeed AS.57 Ambassador 2 dengan bahan bakar sedikit. Tapi tentu saja, jam terbang sudah menjadi sahabatku!
Sepuluh tugas sebagai Novis berhasil aku lahap. Lagi dan lagi aku dipromosikan sebagai Asistant Co-Pilot, dengan tantangan yang semakin sulit! Masih dalam benua Eropa tapi aku bisa menikmati indahnya laut! Pesawat yang aku bawa makin bervariasi, dengan kategori penumpang yang berbeda-beda pula. Seperti membawa pemain olahraga, fans olahraga, donatur, ilmuan, selebriti, dan lain-lain.
Dalam perjalanan tugas ada di mana aku membawa penumpang yang cukup rewel. Tidak mau terbang diatas empat negara, sehingga aku harus berpikir keras untuk menghindarinya! Apalagi pesawat yang aku bawa adalah pesawat kecil dengan bahan bakar minim. Dalam kata lain, aku harus mampu menghemat atau mencari bandara terdekat yang boleh aku darati untuk sekadar isi minyak. Tapi tentu saja, tanggung jawab yang sudah tertanam sejak kecil sudah melatihku! Hal serupa itu bagiku seperti makan kacang kulit. Pada akhirnya segalanya mudah dan aku kembali dipromosikan dengan jabatan yang semakin baik, Co-Pilot!
Dengan jabatan itu aku sudah diizinkan terbang tidak hanya di benua Eropa saja. Kali ini aku diperbolehkan terbang ke benua Afrika! Tentu tantangannya semakin sulit. Dalam sepuluh tugas yang diberikan, aku diharuskan tidak memasuki negara konflik atau yang mengalami bencana. Dalam perjalanannya pun kadang dibayangi dengan negara itu. Contohnya negara Italia dengan gunung berapinya yang lagi aktif, negara konflik Sahara Barat, Libya, Sudan Selatan, dan lain-lain. Tapi begitu segalanya baik-baik saja, karena Tuhan bersamaku!
Perjalanan seru selama di Afrika tidak akan pernah aku lupakan. Karena berkat itu semua aku kembali naik jabatan! Sekarang aku sebagai Asistant First Pilot, yang artinya peluang membawa penumpang reguler jauh lebih banyak! Pesawat yang dibawa kebanyakan menggunakan pesawat besar, yang berarti aku sudah bisa menikmati terbang dengan auto pilot! Meski demikian, tidak semua berjalan dengan baik. Ada di mana aku terbang dari Israel dan harus menghindari negara Palestina, yang penuh dengan peluru liar yang terbang ke mana-mana. Pernah kejadian setelah lepas landas aku harus putar arah supaya tidak masuk negara Palestina dan saat berputar balik itu, nampak rudal Israel maupun Palestina nyaris kena pesawat yang aku bawa! Tapi Tuhan masih memberikan kesempatan aku hidup dan membawa mereka sampai ke tujuan.
Terlepas dari konflik, aku sempat ditugaskan untuk membawa presiden Rusia dalam kunjungan resminya ke Cina! Bagiku adalah hal yang terhormat, karena seorang presiden mau menggunakan jasa kami dan apalagi pilot yang ditunjuk adalah aku! Aku layani rombongan dengan baik dalam pelayanan spektakuler. Tidak hanya presiden, ada tugas di mana aku harus membawa personel militer ke Afghanistan dengan pesawat yang sangat unik. Pesawat Airbus A300-600ST Beluga, pesawat yang merupai ikan paus raksasa!
Tak terasa, sudah lama aku meninggalkan tanah air. Awal aku tinggalkan demi sekolah penerbangan dan bekerja di maskapai Eurofly, aku belum pernah pulang. Jusru dari keluarga khususnya orangtua, kakak, dan adikku yang terbang ke Eropa. Namun kali ini, bersama jabatan First Pilot, saat aku terbang dari Filipina ke Australia, ada transit ke Indonesia! Aku sempatkan pulang sejenak untuk menikmati rindu. Menikmati masakan ibunda, mengobrol dengan ayah, dan bermain dengan kakak adik. Meski cuma satu hari, tapi bagiku cukup mengobati!
Dalam tugas First Pilot ini aku berjalan-jalan keliling Asia Tenggara dan negara-negara di benua Australia. Bahkan ada kesempatan aku diminta terbang ke benua Antartika, membawa ilmuan ke sana! Sempat gugup juga karena terbang diatas es dengan udara yang sangat dingin. Yang paling menegangkan adalah saat mendaratnya. Apalagi pesawat yang dibawa adalah Boeing 747, pesawat yang cukup besar! Dengan kondisi demikian, aku harus mengurangi banyak beban agar ketika menyentuh landasan tidak terjadi apa-apa.
Menjelang akhir tugasku sebagai First Pilot, maskapai menghubungiku. Mereka menyuruhku agar segera kembali ke Slowakia untuk perjalanan yang semakin seru dan menantang! Selain itu juga, di sana aku akan dipromosikan menjadi Captain! Jabatan di mana aku diizinkan terbang keliling benua Amerika khususnya negara Amerika Serikat akan diberikan.
Aku mempersiapkan matang-matang hal itu. Sebab perjalanan menuju Slowakia ini sangat jauh! Rute awalnya aku terbang dari ibukota Australia, Canberra. Aku atur sedemikian rupa agar segalanya baik. Seperti kondisi pesawat yang harus tetap aman, bahan bakar yang harus terus dipantau, dan yang paling penting adalah fisik! Untungnya maskapai membebaskan aku untuk transit di mana saja. Waktu yang dibutuhkan juga tidak segera. Oleh karenanya, aku sempatkan pulang lagi untuk minta doa dan izin pamit kembali ke Eropa.
Sekarang aku sudah berada di Slowakia lagi. Seperti janji maskapai, aku dilantik menjadi Captain dan diminta terbang ke benua Amerika Utara! Tentu kesempatan ini tidak aku sia-siakan. Dari membawa penumpang yang haus liburan sampai ilmuan Eropa aku selesaikan dengan nilai memuaskan. Saking girangnya, aku nyaris lupa kalau negara Amerika banyak negara bagiannya. Yang artinya aku harus selalu memberitahu izin terbang internasional! Pernah aku lupa memberikan tanggapan sehingga pihak negara bagian menerbangkan pesawat F16. Untungnya, Co-Pilot-ku segera ambil alih sebelum mereka bertindak! Jika telat, bisa saja pesawat itu ditembak dan terbakar!
Dari segala keseruan yang terjadi, akhirnya maskapai memberikan kesempatan aku sambil mengajar! Jabatan sebagai Teacher Pilot aku gunakan untuk menakhlukan negara-negara yang ada di benua Amerika Selatan. Seperti Venezuela karena bencana, menghindari negara larang terbang di Chile, Kolombia, dan Ekuador. Tapi itu semua aku lewati dengan baik! Saking semangatnya, aku sempat terbang dengan kecepatan yang sangat tinggi! Nyaris aku masuk negara Ekuador dan langsung banting kemudi ke kiri untuk masuk negara Brasil! Kadang pengalaman itu memanjakan tapi membuat kita lupa diri.
Untung saja maskapai tidak memperhatikan hal itu. Malah saat aku masih di benua Amerika, aku disuruh kembali ke Eropa karena ada tugas yang sangat penting. Dalam kata lain, perlahan dengan tugas reguler, aku terbang ke Eropa lagi! Mulai dari California, Jepang, Rusia, dan kembali mendarat di Slowakia.
Ternyata tugas yang aku bawa ini merupakan tugas utama terakhir dan tersulit dari semua tantangan yang diberikan! Setelah ini aku akan dilantik menjadi Inspector, jabatan tertinggi di maskapai ini! Untuk meraih itu sebelumnya aku harus membawa turis yang super kaya. Satu keluarga menyewa maskapai kami dan aku diminta membawanya dari Inggris dan kembali lagi ke Inggris. Banyak transit yang harus aku ambil. Transit di kota Paris, Roma, Alexandria, Dubai, Delhi, Singapura, Hong Kong, Tokyo, Honolulu, Los Angeles, dan New York. Mereka berkeinginan untuk keliling dunia seperti yang dilakukan pelancong Willy Fog!
Untuk itulah aku menyiapkan melebihi dari sekadar terbang dari Australia ke Slowakia waktu itu. Pesawat yang ditawarkan adalah Boeing 737, tapi aku tolak karena aku ingin menggunakan pesawat yang dibuat oleh sahabatku dari Indonesia! Dia membuat pesawat RJ Lovers dengan berbagai kategori sesuai kebutuhan bandara. Selain itu juga, pesawat tersebut dapat memuat banyak penumpang dan bahan bakar! Dalam terbang dari London dan lalu transit di Paris, Roma, Alexandria, dan Dubai, aku menggunakan pesawat RJ Lovers Airlines atau pesawat tipe sedang tapi dengan ukuran besar. Dapat menampung 2000 penumpang dan kaya bahan bakar! Cukup sekali pengisian bahan bakar aku tidak perlu khawatir akan kehabisan. Suara pesawatnya begitu lembut, kadang aku sering curi-curi tidur untuk menikmati perjalanan!
Lepas dari kota Dubai dan ke tujuan, aku menggunakan pesawat RJ Lovers Airlines Special New generation atau pesawat super besar. Saking besarnya pesawat ini, mampu membawa penumpang dengan jumlah maksimal 2500 dan kaya bahan bakar! Sama dengan ketika dari London ke Dubai, cukup sekali isi bahan bakar saja! Sebab aku telah berjanji dalam diriku sendiri. Dari kecil sudah berkeinginan mejadi pilot dengan tanggung jawabnya. Tentu dengan segala pengalaman dan pelayanan yang aku lakukan selama ini, ini adalah yang paling terbaik! Aku tidak mau mengecewakan penumpang apalagi dia rela membayar berapapun asalkan cita-citanya tercapai. Begitulah aku dengan cita-cita semuanya terpuaskan!
Selain sekadar terbang dan mendarat di kota transit, aku mengajak jalan-jalan mereka. Membawa keliling ke menara Eiffel Paris, menyaksikan aksi seru gladiator Roma bertanding, mengunjungi taman istana Montazah Alexandria, menikmati hidup mewah di Dubai, ke Taj Mahal India, belanja souvenir di Singapura, merasakan eskalator tertinggi di Hong Kong, menyaksikan proses langsung pembuatan anime juga manga di Tokyo Jepang, berjemur cantik di pantai Hawaii, melihat pembuatan film Hollywood di Los Angeles, dan terakhir melihat megahnya patung Liberty di New York. Mereka begitu kagum denganku. Tidak sebatas mampu membawa pesawat, tapi juga bisa memjadi guide selama di kota transit! Bahkan salah satu dari anak perempuan mereka, suka denganku dan ingin menikah setelah tugas ini!
Selama berminggu-minggu aku membawa mereka keliling dunia dan berwisata. Sampai akhirnya, aku harus membawa mereka kembali pulang ke Inggris! Setelah berhasil berhenti di parking position, maskapai menyambut kedatangan kami penuh bahagia! Dengan diawali turun penumpang, awak kabin, dan terakhir aku! Tidak lupa kecupan manis dari calon mertua dan istriku menambah daftar kebahagiaan! Direktur maskapai langsung memberikan surat izin jabatanku sebagai Inspectur, yang artinya aku telah berhasil menyelesaikan tugas utama di maskapai! Aku juga diperbolehkan kerja dan terbang di negara manapun yang aku mau! Aku memutuskan untuk bekerja dan hidup bersama pendampingku di Indonesia, negara kelahiranku!