Share this:
Editor: Rino Jefriansyah, S. S.
Deal Or No Deal adalah sebuah game show dari Amerika Serikat yang mengharuskan kita memilih satu kotak yang nantinya akan menjadi hadiah untuk kita. Di sini sudah barang tentu yang menjadi misteri apakah case yang kita pilih ini good deal atau malah bad deal. Namun, sebelum kita bicarakan tentang keseruan dan ketegangan saat menonton (pada zaman dulu itu ada di TV) atau sekarang memainkan games-nya, saya ingin kita semua mempelajari beberapa “wisdom things” dari permainan ini. Bahkan dari awal kita memulainya.
- Games itu menyediakan 26 case/kotak yang bisa kita tentukan salah satunya untuk menjadi hadiah milik kita. Di sini, kita tahu semua pilihan adalah risiko; tapi it’s fine gitu. Namanya hidup akan selalu ada pilihan. Oleh sebab itu, sebagai manusia yang masih hidup, kita harus bisa memilih mau ke mana. Mau jadi orang yang gimana dan tidak perlu takut karena semuanya penuh risiko sehingga santai aja.
- Setelah kita menentukan satu kotak, biasanya kita akan diminta membuka kotak-kotak yang tidak dipilih. Semua kotak itu tertutup dan kita tidak tau apa isi di dalam dari semua kotak itu. Dari keenam kotak pertama yang minta dibuka, biasanya salah satunya berisi super fantastic prize sih, hadiahnya bisa lebih dari 1000000 dolars. Apa pelajarannya? Karena kita sudah terlanjur memilih suatu hal. Tidak perlu sesali hal-hal yang sudah lewat. Apalagi kalau akhirnya kita sadar sebenarnya hal yang tidak kita pilih, hal-hal yang kita lewatkan, itu ternyata adalah hal-hal yang sangat berharga. Orang-orang sering bilang sama saya kalau sesuatu itu biasanya akan lebbih berharga setelah dia gak ada. Itulah mengapa, saya masih tidak bisa memaafkan bahkan mengampuni diri saya sendiri sampai saat ini.
- Setelah semua kotak terbuka (yang 6 pertama tadi), kita akan dapat penawaran senilai sekian-sekian dolars gitu ya. Di situ akan muncul, “deal or no deal?” Di sini kita bisa tau kita tuh orang yang gimana. Apakah kita orang yang konsisten atau tidak. Maksudnya, kita sudah milih Sudah sadar juga perihal risiko dan segalanya yang lain. Tapi, apakah kita bisa bertanggung jawab sampai akhir untuk pilihan kita atau justru mudah terpengaruh dengan yang lain.
- Siklusnya akan terus begitu ; buka-buka kotak, lalu ada tawaran dan “deal or no deal” lagi. Di sini akan semakin banyak hal yang membuat isi hati kita tumpah, “kenapa tadi gak milih itu, ya, kalau tau isinya banyak?”. Atau hal-hal semacam itu. Balik lagi, kita kan sudah sepakat memilih satu kotak itu dan sebenarnya ke-26 kotak itu semuanya kita tidak tahu isinya. Boleh jadi, Ketika kita memilih kotak yang ternyata isinya banyak, saat giliran kita milih itu malah zonk. Karena memang in case kita ini benar-benar gak tau kan isi kotaknya? Jadi ya udah, biarkan ngalir aja gitu. Ini sering terjadi dalam kehidupan . Ketika kita memilih sesuatu yang belum tentu pasti, melewatkan kesempatan yang lain dan lalu menyesalinya. Tenang, itu manusiawi, kok. Asal jangan jadi suatu kebiasaan rutin aja, macam simple present tense.
- Tiba saatnya Ketika semua kotak habis dibuka dan tawaran “deal or no deal” yang banyak itu sudah ditolak, kini kita akan berdebar-debar saat satu-satunya kotak yang tersisa (yang kita pilih), itu dibuka. Perkara hasil, balik lagi. Kita itu kan gak tau. Kalau seandainya itu good deal, kita Bahagia, kita senang, kita bersyukur, Namun apabila itu bad deal, kita harus apa? Marah? Nangis guling-guling? YA NGGAK LAH, BAMBANG! *ngegas nih jadinya. Ya itu tadi, di sini kekonsistenan kita itu dipertanyakan. Kalau kita marah-marah karena salah pilih, kan orang-orang juga paling bisa bilang : “itu kan pilihanmu sendiri, ya udah terima risiko aja!” Kalau sudah begitu, satu-satunya hal yang bisa kita pelajari adalah berhati-hatilah atas sebuah pilihan. Oleh sebabnya, yang akan menentukan bagaimana hidup kita setelahnya. Semua pilihan memang penuh risiko, tapi kita tentunya sudah tau mana yang baik ataupun yang buruk, yang benar ataupun yang salah.
Kiranya itu aja sih yang bisa saya sampaikan. Kurang dan lebihnya mohon maaf. Sampai jumpa di tulisan “rada nggenah” dari saya berikutnya. Stay save, stay healthy. Salam sayang : Zelda Maharani